Selasa, 12 Mei 2015

Tugas ke 3 : Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


1.Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

1.1 Definisi

Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih tindakan tertentu dalam menghadapi masalah atau menangani kesempatan yang ada . Kualitas keputusan yang diambil para manajer adalah sebagai  tolak ukur keefektifan. Kadang kadang satu atau dua keputusan yang baik atau buruk dapat mempengaruhi kesuksesan karier individu atau bahkan kesuksesan organisasi . contoh pengambilan keputusan yang buruk diantaranya yaitu :

1.Pihak manajemen Union carbide mengambil beberapa keputusan yang buruk setelah terjadinya tragedy kecelakaan kebocoran Methil Isocyanate di Bhopal , India , pada tahun 1984 . Tragedi ini merenggut lebih dari 2000 jiwa . Kecelakaan itu sendiri dan keputusan yang diambil berkaitan dengan penanganan kecelakaan ini memberikan pengaruh  yang sangat besar bagi Union Carbide . Kecaman dan cercaan internasional mempengaruhi jatuhnya nilai saham perusahaan , penurunan peringkat kredit , adanya usaha pengambilalihan secara tidak bersahabat (oleh GAF Corp) dan klaim kerusakan yang mencapai triliunan dolar.


2.Keputusan yang diambil pihak eksekutif perusahaan ban Bridgestone . Perusahaan tersebut mendapat tekanan dari Badan Pengawasan Keselamatan Jalan Raya Amerika untuk menarik produk ban mereka dari pasaran , meskipun 6,5 juta ban sudah ditarik dari pasaran pada bulan Agustus tahun 2000. Hingga bulan Juli 2011 , pihak perusahaan menolak permintaan penarikan tersebut . 
                          Keputusan menunda penarikan ini memiliki dampak yang amat besar , karena selama periode itu pihak yang berwenang mengaitkan 271 kasus kematian dan beberapa kasus cedera parah akibat kecelakaan yang disebakan cacat pada ban ban. Pihak eksekutif Bridgestone akhirnya mengubah keputusan mereka dan setuju menarik 3,5 juta produk ban mereka pada bulan Oktober 2001. Selain kerugian nyawa yang tidak bisa terganti , harga saham perusahaan anjlok dan perusahaan menghadapi tuntunan finansial sebesar 345 juta dolar , hingga tahun 2005 , perusahaaan masih menghadapi beberapa tuntuan hukum pribadi dari banyak orang akibat cacat pada ban yang menimbulkan kecelakaan fatal.
                     Pengambilan keputusan adalah hal yang sangat penting dan dapaat memberikan pengaruh yang sangat signifikan , sebagaimana diilustrasikan oleh kasus Union Carbide dan Bridgestone . Beberapa orang mengatakan bahwa hakikat manajemen adalah peangambilan keputusan . Meskipun begitu , sangat keliru jika kita menganggap hanya manajer yang melakukan pengambilan keputusan . Karena itu meskipun pengambilan keputusan adalah proses manajerial yang penting , pada dasarnya pengambilan keputusan adalah proses yang dijalani setiap individu.

1.2 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan 

Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar  pengambilan keputusan adalah :
a)  Intuisi. Keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan. Sehingga sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan.
b)  Rasional. Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. 
c)  Fakta. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang terjadi sehingga keputusan yang dimabil dapat lebih sehat, solid dan baik. 
d)  Wewenanang. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.
e)  Pengalaman. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang manajer.

2.Jenis Jenis Keputusan Organisasi

Manajer didalam setiap organisasi dapat dibedakan berdasarkan latar belakang , gaya hidup , atau jarak mereka dengan bawahan , tetapi cepat atau lambat mereka semua harus melakukan pengambilan keputusan . Meskipun pengambilan keputusan bersipat sangat partisipatif(dengan keterlibatan penuh dari bawahan), manajerlah yang bertanggung jawab penuh terhadap hasil keputusan
Klasifikasi yang dikemukan oleh Herbert Simon membedakan dua tipe keputusan:

1.Keputusan terprogram adalah keputusan yang diperlukan ketikan situasi dimana prosedur spesifik telah dikembangkan untuk masalah berulang dan rutin . Sebagai contoh , perusahaan Land’s End memiliki prosedur tertentu yang harus diikuti ketika konsumen mengajukan keluhan tentang pemesanan mereka . Setiap langkah sudah ditetapkan untuk merespons setiap keluhan konsumen secara cepat .

2.Keputusan tidak terprogram adalah sebuah keputusan yang diperlukan untuk masalah manajemen yang unik dan kompleks . Keputusan seperti ini membutuhkan penanganan khusus. Contoh: Individu yang mengikuti kursus online pada perusahaan earlening seperti Learn Key , Digital Think , Skill Soft , NetG dan HighTech Campus kadang kadang mengalami kesulitan dalam melakukan pendaftaran , menyelesaikan tes kompetensi atau mendownload hard copy dari dokumen dan bahan kursus yang ada pada situs web perusahaan tersebut . Petugas pusat layanan teknis untuk konsumen di setiap perusahaan ini harus memberi respons terhadap situasi , kejadian , atau problem yang tidak rutin . Setiap perusahaan yang saling berkompetisi dalam bisnis e-learning ini harus menangani dengan seefektif mungkin setiap situasi keputusan tidak terprogram.



3.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
  1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
  2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
  3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
  4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
  5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
  6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
  7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
  8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
  9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1.    Fisik
            Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.    Emosional
            Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.    Rasional
            Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.    Praktikal
            Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.    Interpersonal
            Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.    Struktural
            Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

4.Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
            Implementasi pengambilan keputusan dalam kepemimpinan partisipatif pada  lingkup sekolah terkait erat dengan perilaku kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dan guru sebagai anggota organisasi pendidikandalam pengambilan keputusan. Dalam konsep ini yang dibicarakan adalah peran serta kepala sekolah dalam pengambilan keputusan. French (1960) dalam Salusu (1996:233) menegaskan bahwa peran serta menunjukkan suatu proses antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, kebijaksanaan dan keputusan.  Pentingnya peran serta dalam proses pengambilan keputusan diakui juga oleh Alutto dan Belasco (1972) yang mengatakan bahwa dengan adanya peran serta ada jaminan bahwa pemeran serta tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang diambil (Salusu, 1996:234). Berikut ini akan dibahas mengenai peran serta (partisipasi) kepala sekolah dalam pengambilan keputusan di sekolah.
Dilihat dari fungsi kepala sekolah sebagai manajer atau pemimpin sekolah, maka salah satu fungsi yang harus dilakukan adalah sebagai pengambil keputusan. Dalam kaitannya dengan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki pandangan tertentu dalam memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.Dasar teori yang dapat dikaji dalam pengambilan keputusan pendidikan dan partisipasi  guru adalah teori kepemimpinan kontinuum yang dikembangkan oleh Tannenbaum dan Schmidt (Rawis, 2000:30). Dalam pandangan kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim.  Pertama, bidang pengaruh pemimpin di mana pemimpin menggunakan otoritasnya dalam gaya kepemimpinannya. Kedua,  bidang pengaruh kebebasan bawahan di mana pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan dalam hubungannnya dengan perilaku pemimpin melakukan aktivitas pengambilan keputusan.  Menurut dua ahli tersebut ada enam model gaya pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh pemimpin, yakni :
a)  Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada bawahannya. Model ini terlihat bahwa otoritas yang dipergunakan atasan terlalu dominan, sedangkan daerah kebebasan bawahan sempit sekali.
b)  Pemimpin menjual keputusan. Pada gaya ini pemimpin masih dominan. Bawahan belum banyak dilibatkan.
c)  Pemimpin menyampaikan ide-ide dan mengundang pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah menunjukkan kemajuan. Otoritas mulai berkurang dan bawahan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan.Bawahan mulai dilibatkan dalam pengambilan keputusan. 
d)  Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat dirubah.  Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pengambilan keputusan. Otoritas pelan-pelan mulai berkurang.
e)  Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan mengambil keputusan.  Pada gaya ini otoritas yang dipergunakan sedikit. Sedangkan kebebasan bawahan dalam berpartisipasi mengambil keputusan sudah lebih
banyak dipergunakan.  Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan meminta kelompok bawahan untuk mengambilkeputusan. Partisipasi bawahan sudah lebih dominan.
f)  Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pemimpin.    


Daftar Pustaka:
·         Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1990, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid, 1, University of Kentucky dan University of Houston  (Editor: Djarkasih) Jakarta: Erlangga.  
·         John M Ivancevic,2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2,  Jakarta:Erlangga.
·         Dermawan, Rezky. 2013. Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta

·         Veithzal,  R., 2004,   Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.