EYD , TANDA BACA dan DIKSI /
PILIHAN KATA
Ejaan :
Keseluruhan
peraturan mengenai bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu.
Ejaan membicarakan
tentang :
penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian
tanda baca.
Macam-macam Ejaan :
- Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang
guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
- Ejaan Soewandi ( Menteri P & K
Republik Indonesia) tahun 1947;
- Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia)
tahun 1958;
- Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.
Perbedaan antara Ejaan
Van Ophuysen dengan Ejaan Soewandi
A. Ejaan
Van Ophuysen
- Huruf j untuk kata : sajang,
bajang, pajah, dll.
- Huruf oe untuk kata: goeroe,
boekoe, dll.
- Tanda diakritik berbentuk koma ain,
untuk kata : ta’ , pa’
B.
Ejaan Soewandi
- Huruf oe berubah menjadi u:
buku, saku, guru dll.
- Tanda diakritik berubah menjadi k,
seperti : tak, pak.
- Awalan dan kata depan di & ke
ditulis serangkai / digabungkan dengan kata yang mengikutinya.
- Angka 2 dipakai untuk pemakaian
kata ulang.
Contoh kata
Ejaan
Van Ophujsen (1901 – 1947)
- Khoesoes
- Djoem’at
- Ja’ni
- Pajoeng
- Tjoejoe
- Soenji
- Goeroe
- Njoenja
Ejaan Soewandi (
1947 – 1972 )
- Chusus
- Djum’at
- Jakni
- Pajung
- Tjutju
- Sunji
- Guru
- Njonja
Ejaan Yang
Disempurnakan
Ejaan
ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku
pedoman mengenai EYD.
Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
- Pemakaian huruf
- Penulisan huruf
- Penulisan kata
- Penulisan unsur serapan
- Pemakaian tanda baca / pungtuasi
Perubahan yang terjadi
di EYD dibanding Ejaan Soewandi (1) :
- Huruf f, v, z, q & x diresmikan
pemakaiannya menjadi huruf BI.;
- Angka 2 untuk kata ulang
dihapuskan, untuk penulisannya harus ditulis berulang diikuti tanda
hubung;
- Awalan di & ke ditulis
serangkai, dan kata depan di & ke ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya;
Contoh
: awalan dan kata depan
n Awalan
di dan ke
- Didepan;
- Ditulis;
- Diundang;
- Kemudian;
- Kepada;
- Kedepan
n Kata
Depan di- dan ke-
- Di pasar
- Di kampus
- Di meja
- Ke pasar
- Ke kampus
- Ke pasar
Perubahan yang terjadi
di EYD dibanding Ejaan Soewandi (2) :
Beberapa
huruf berubah penulisannya :
- tj :
c = tjukup - cukup
- ch : kh =
chusus - khusus
- nj : ny =
njonja - nyonya
- sj : sy =
sjarat - syarat
- dj : j =
djalan - jalan
- j : y =
dajang - dayang
Singkatan dan Akronim
- Singkatan adalah bentuk yang
dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
- Akronim adalah singkatan yang
berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan
diperlakukan sebagai kata.
Lafal Singkatan dan
Kata
Contoh
singkatan & akronim
n Singkatan
- No : Nomor
- PT : Perseroan terbatas
- PT : Perguruan Tinggi
- BUMN
- DKI
- RCTI
- Kg
- CV : Curriculum Vitae
- Dll.
n Akronim
- FISIP
- ISPA
- KONI
- Bappenas
- Kadin
- Jamsostek
- Seskoal
- Dll.
DIKSI / PILIHAN KATA
Kata
merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dalam memilih
kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
- Ketepatan
: dapat mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan;
- Kesesuaian
: kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan keadaan.
Gorys
Keraf (2002) mengemukakan beberapa point penting tentang diksi.
Plilihan
kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata manayang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimanamembentuk pengelompokan kata–kata yang tepat
ataumenggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang palingbaik digunakan
dalamsuatu situasi.
Pilihan
kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yangsesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompokmasyarakat
pendengar.
Pilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan olehpenguasa sejumlah besar kosa
kata atau perbendaharaan katabahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan
kataatau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yangdimiliki suatu
bahasa.
Fungsi Diksi
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
Menciptakan suasana yang tepat.
Mencegah perbedaan penafsiran.
Mencegah salah pemahaman.
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Diksi dan Penerapannya
Diksi :
v Ketetapan
Makna
Logika
SamaMaksud
v Kesesuaian
Cocok
dengan konteks sosial
Kata
pada dasarnya merupakan lambang dari suatu objek, pengertian, atau konsep.
Hubungan kata sebagai lambang dengan objek, makna, atau konsep,dapat
digambarkan melelui segitiga berikut.
--
Gambaran
atau pengertian yang timbul oleh kata tersebut disebut dengan referensi. Untuk
mempresentasikan referensi tersebutdigunakan lambang atau kata. Sedangkan
acuannya ataubenda/konsep yang didukungnya disebut dengan referen atauacuan.
Misalnya,
referensi adalah sebuah kurva tertutup yang jarak antara titik pusat ke setiap
titik pada sisi sama panjang. Lambangnya ataukatanya adalah lingkaran.
Referensinya adalah benda dari referensi danlambang tersebut, yakni O.
Pada
dasarnya, referensi pada setiap individu mungkin akan berbeda-beda, sesuai
dengan pengetahuan dan pengalamannya.Dalam konteks ilmiah, referensi harus
megacu pada lambang ataubenda yang tunggal seperti pada illustrasi segi tiga
(lihat slide 6), ataumungkin saja orang BKKBN begitu mendengar kata
lingkaranlangsung merujuk pada lingkaran biru. Kalau memang yang dimaksudadalah
lingkaran biru, maka perlu ada penjelasan lainnya.
I. Kata – kata yang
memiliki persamaan dibeberapa bagian :
a. Sinonim :
persamaan arti
b. Antonim :
lawan arti
c. Homonim :
persamaan bentuk beda arti
d. Homofon :
persamaan bunyi beda arti
e. Homograf :
persamaan bentuk beda arti
f.
Hiponim : kata turunan dari
kata lainnya
g. Hipernim :
kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya.
II. DENOTASI dan
KONOTASI :
Makna
denotasi adalah kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya,
makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan makna
tambahan. Makna kata denotasi merujuk pada konsep dasar yang didukung oleh
suatu kata. Contoh lambang atau kata lingkaran yang secara jelas merujukpada
suatu benda atau konsep yang tunggal.
Ketika
orang mendengar atau menyebutkan kata lingkaran lalu merujuk pada berbagai
referensi, misalnya lingkaran biru, atau lingkaran setan atau
lingkaran-lingkaran lain sebagai tambahan, maka kata tersebut mengandung makna konotasi
Makna konotasi adalah mana yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan.
contoh
:
1. Ayahnya pekerja di kantor
itu.
2. Ayahnya pegawai di kantor
itu.
3. Ayahnya buruh di kantor
itu.
4. Gadis itu bunga di
desanya.
5. Penata bunga itu sedang
bekerja.
6. Banyak kupu-kupu
beterbangan di malam hari diatas kebun bunga nenek.
7. Kupu – kupu malam itu
ditangkap petugas trantib.
III. ABSTRAK dan
KONGKRIT :
contoh :
- Keadaan kesehatan di lingkungan itu
sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang menderita
cacingan, kudisan, dan kuorsior.
- Para mahasiswa mampu menyampaikan
inspirasi lewat puisi, prosa, dan kegiatan-kegiatan lain karena adanya
kebebasan yang diberikan pihak universitas.
IV. UMUM DAN KHUSUS :
Kata
umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang ligkupnya.
Makin
luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya . Makin umum suatu
kata, makat terbuka kemungkinan salah paham dalam pemaknaan.
Makin
sempit ruang lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinanterjadinya
salah paham dalam pemaknaan, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata
secara tepat.
Contoh
kata berjalan perlahan-lahan lebih umum dibanding dengan tertatih-tatih.
Contoh
lain :
- Perlengkapan kantor yang baru
dibeli itu hilang dicuri maling, seperti : komputer, printer, dan pemotong
kertas.
- Penata bunga itu merangkai beraneka
bunga seperti : melati, mawar, anyelir dan anggrek di meja panjang itu.
- Bentuk-bentuk surat dapat dilihat
pada buku itu seperti: surat dinas, surat pajak, dan surat pribadi.
V. Kata dalam
percakapan :
n JARGON
: Kata-kata teknik yang dipakai oleh segolongan/ kelompok tertentu dalam
berkomunikasi. Bentuknya bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse.
n SLANG
: kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta karena
para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.
VI. PERUBAHAN KATA :
n Meluas : putra-putri, bapak, ibu, dll.
n Menyempit : sarjana, kiai, pendeta, dll.
n Sinestesia : mukanya masam, panjang tangan, bermuka dua, dll.
n Amelioratif : istri - bini
n Asosiasi : amplop, sogok.
n Peyoratif : oknum, gerombolan, antek.
Referensi
:
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar