Senin, 12 Oktober 2015

Tugas ke 3 - EYD , TANDA BACA dan DIKSI / PILIHAN KATA

EYD , TANDA BACA dan DIKSI / PILIHAN KATA

Ejaan :
Keseluruhan peraturan mengenai  bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu.

Ejaan membicarakan tentang :
 penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

Macam-macam Ejaan :
  1. Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
  2. Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947;
  3. Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958;
  4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.
Perbedaan antara Ejaan Van Ophuysen dengan Ejaan Soewandi
A.    Ejaan Van Ophuysen
  1. Huruf j untuk kata : sajang, bajang, pajah, dll.
  2. Huruf oe untuk kata: goeroe, boekoe, dll.
  3. Tanda diakritik berbentuk koma ain, untuk kata : ta’ , pa’
B. Ejaan Soewandi
  1. Huruf oe berubah menjadi u: buku, saku, guru dll.
  2. Tanda diakritik berubah menjadi k, seperti : tak, pak.
  3. Awalan dan kata depan di & ke ditulis serangkai / digabungkan dengan kata yang mengikutinya.
  4. Angka 2 dipakai untuk pemakaian kata ulang.
Contoh kata
Ejaan Van Ophujsen (1901 – 1947)
  1. Khoesoes
  2. Djoem’at
  3. Ja’ni
  4. Pajoeng
  5. Tjoejoe
  6. Soenji
  7. Goeroe
  8. Njoenja
Ejaan Soewandi ( 1947 – 1972 )
  1. Chusus
  2. Djum’at
  3. Jakni
  4. Pajung
  5. Tjutju
  6. Sunji
  7. Guru
  8. Njonja
Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD.
 Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
  1. Pemakaian huruf
  2. Penulisan huruf
  3. Penulisan kata
  4. Penulisan unsur serapan
  5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi

Perubahan yang terjadi di EYD dibanding Ejaan Soewandi (1) :
  1. Huruf f, v, z, q & x diresmikan pemakaiannya menjadi huruf BI.;
  2. Angka 2 untuk kata ulang dihapuskan, untuk penulisannya harus ditulis berulang diikuti tanda hubung;
  3. Awalan di & ke ditulis serangkai, dan kata depan di & ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya;
Contoh : awalan dan kata depan
n  Awalan di dan ke
  1. Didepan;
  2. Ditulis;
  3. Diundang;
  4. Kemudian;
  5. Kepada;
  6. Kedepan
n  Kata Depan di- dan ke-
  1. Di pasar
  2. Di kampus
  3. Di meja
  4. Ke pasar
  5. Ke kampus
  6. Ke pasar
Perubahan yang terjadi di EYD dibanding Ejaan Soewandi (2) :
Beberapa huruf berubah penulisannya :
                        - tj        :  c       = tjukup           - cukup
                        - ch      : kh      = chusus          - khusus
                        - nj       : ny      = njonja           - nyonya
                        - sj       : sy       = sjarat            - syarat
                        - dj       : j         = djalan           - jalan
                        - j         : y        = dajang          - dayang

Singkatan dan Akronim
  1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
  2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
Lafal Singkatan dan Kata


Contoh singkatan & akronim
n  Singkatan
  1. No : Nomor
  2. PT : Perseroan terbatas
  3. PT : Perguruan Tinggi
  4. BUMN
  5. DKI
  6. RCTI
  7. Kg
  8. CV : Curriculum Vitae
  9. Dll.
n  Akronim
  1. FISIP
  2. ISPA
  3. KONI
  4. Bappenas
  5. Kadin
  6. Jamsostek
  7. Seskoal
  8. Dll.

DIKSI / PILIHAN KATA

Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
  1. Ketepatan : dapat mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan;
  2. Kesesuaian : kecocokan antara kata-kata dengan kesempatan dan keadaan.
Gorys Keraf (2002) mengemukakan beberapa point penting tentang diksi.

Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata manayang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimanamembentuk pengelompokan kata–kata yang tepat ataumenggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang palingbaik digunakan dalamsuatu situasi.

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yangsesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompokmasyarakat pendengar.

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan olehpenguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan katabahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kataatau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yangdimiliki suatu bahasa.

Fungsi Diksi
 Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
 Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
 Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
 Menciptakan suasana yang tepat.
 Mencegah perbedaan penafsiran.
 Mencegah salah pemahaman.
 Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Diksi dan Penerapannya

Diksi :
v  Ketetapan
Makna
Logika
SamaMaksud

v  Kesesuaian
Cocok dengan konteks sosial
Kata pada dasarnya merupakan lambang dari suatu objek, pengertian, atau konsep. Hubungan kata sebagai lambang dengan objek, makna, atau konsep,dapat digambarkan melelui segitiga berikut.
--
Gambaran atau pengertian yang timbul oleh kata tersebut disebut dengan referensi. Untuk mempresentasikan referensi tersebutdigunakan lambang atau kata. Sedangkan acuannya ataubenda/konsep yang didukungnya disebut dengan referen atauacuan.

Misalnya, referensi adalah sebuah kurva tertutup yang jarak antara titik pusat ke setiap titik pada sisi sama panjang. Lambangnya ataukatanya adalah lingkaran. Referensinya adalah benda dari referensi danlambang tersebut, yakni O.

Pada dasarnya, referensi pada setiap individu mungkin akan berbeda-beda, sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya.Dalam konteks ilmiah, referensi harus megacu pada lambang ataubenda yang tunggal seperti pada illustrasi segi tiga (lihat slide 6), ataumungkin saja orang BKKBN begitu mendengar kata lingkaranlangsung merujuk pada lingkaran biru. Kalau memang yang dimaksudadalah lingkaran biru, maka perlu ada penjelasan lainnya.

I. Kata – kata yang memiliki persamaan dibeberapa bagian :
 a. Sinonim      : persamaan arti
 b. Antonim     : lawan arti
 c. Homonim   : persamaan bentuk beda arti
 d. Homofon   : persamaan bunyi beda arti
 e. Homograf   : persamaan bentuk beda arti
 f.  Hiponim     : kata turunan dari kata lainnya
 g. Hipernim    : kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya.

II. DENOTASI dan KONOTASI :
Makna denotasi adalah kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan. Makna kata denotasi merujuk pada konsep dasar yang didukung oleh suatu kata. Contoh lambang atau kata lingkaran yang secara jelas merujukpada suatu benda atau konsep yang tunggal.
Ketika orang mendengar atau menyebutkan kata lingkaran lalu merujuk pada berbagai referensi, misalnya lingkaran biru, atau lingkaran setan atau lingkaran-lingkaran lain sebagai tambahan, maka kata tersebut mengandung makna konotasi Makna konotasi adalah mana yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan.
contoh :
            1. Ayahnya pekerja di kantor itu.
            2. Ayahnya pegawai di kantor itu.
            3. Ayahnya buruh di kantor itu.
            4. Gadis itu bunga di desanya.
            5. Penata bunga itu sedang bekerja.
            6. Banyak kupu-kupu beterbangan di malam hari diatas kebun bunga nenek.
            7. Kupu – kupu malam itu ditangkap petugas trantib.

III. ABSTRAK dan KONGKRIT :
            contoh :
  1. Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.
  2. Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi, prosa, dan kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebebasan yang diberikan pihak universitas.
IV. UMUM DAN KHUSUS :
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang ligkupnya.
Makin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya . Makin umum suatu kata, makat terbuka kemungkinan salah paham dalam pemaknaan.
Makin sempit ruang lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinanterjadinya salah paham dalam pemaknaan, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Contoh kata berjalan perlahan-lahan lebih umum dibanding dengan tertatih-tatih.
Contoh lain :
  1. Perlengkapan kantor yang baru dibeli itu hilang dicuri maling, seperti : komputer, printer, dan pemotong kertas.
  2. Penata bunga itu merangkai beraneka bunga seperti : melati, mawar, anyelir dan anggrek di meja panjang itu.
  3. Bentuk-bentuk surat dapat dilihat pada buku itu seperti: surat dinas, surat pajak, dan surat pribadi.
V. Kata dalam percakapan :
n  JARGON : Kata-kata teknik yang dipakai oleh segolongan/ kelompok tertentu dalam berkomunikasi. Bentuknya bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse.
n  SLANG : kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi. Tercipta karena para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.
VI. PERUBAHAN KATA :
n  Meluas             : putra-putri, bapak, ibu, dll.
n  Menyempit      : sarjana, kiai, pendeta, dll.
n  Sinestesia        : mukanya masam, panjang  tangan, bermuka dua, dll.
n  Amelioratif      : istri - bini
n  Asosiasi           : amplop, sogok.
n  Peyoratif         : oknum, gerombolan, antek.


Referensi :
·          



Tidak ada komentar:

Posting Komentar