A.Topik
1.
Pengertian Topik
Secara
etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti
“tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan
dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik
karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan
jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis
tentang apa?
Jika
seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik
karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum
dan belum terurai berbeda dengan topik, adapun judul karangan pada umumnya
adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul
lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang
akan dibahas.
Berdasarkan
uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul.
Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan,
topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut
pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung
permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Dalam
penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal
proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui
bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik.
Pada jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah
karangan selesai, serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan
isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.
2.
Sumber Topik
Tak
jarang seorang openulis bingung saat menentukan hendak menulis apa, rasanya
semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat
dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang
disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat
menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.
1.
Pengalaman Pribadi
a.
Perjalanan
b.
Tempat yang pernah dikunjungi
c.
Kelompok Anda
d.
Wawancara dengan tokoh
e.
Kejadian luar biasa
f.
Peristiwa lucu
2.
Hobi dan Keterampilan
a.
Cara melakukan sesuatu
b.
Cara kerja sesuatu
3.
Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a.
Pekerjaan tambahan
b.
Profesi keluarga
4.
Pelajaran Sekolah/Kuliah
a.
Hasil-hasil penelitian
b.
Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5.
Pendapat pribadi
a.
Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b.
Hasil pengamatan pribadi
6.
Peristiwa Hangat dan Pembicaraan publik
a.
Berita halaman muka surat kabar
b.
Topik tajuk rencana
c.
Artikel
d.
Materi kuliah
e.
Penemuan mutakhir
7.
Masalah Abadi
a.
Agama
b.
Pendidikan
c.
Sosial danmasyarakat
d.
Problem pribadi
8.
Kilasan Biografi
a.
Orang-orang terkenal
b.
Orang-orang berjasa
9.
Kejadian khusus
a.
Perayaan atau peringatan
b.
Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
10.
Minat Khalayak
a.
Pekerjaan
b.
Hobi
c.
Rumah tangga
d.
Pengembangan diri
e.
Kesehatan dan penampilan
f.
Tambahan ilmu
g.
Minat khusus
3.
Pembatasan Topik
Topik
adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang
akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah
(1994: 211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1.
ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2.
cukup menarik untuk dibahas
3.
dikenal dengan baik
4.
bahannya mudah diperoleh
5.
tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf
(1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai
berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan
sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat,
tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga,
tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah
pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak.
Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
4.
Kriteria Topik yang Baik
Tahap
ini tentu saja sudah menentukan topik yang hendak dikembangkan menjadi suatu
karangan. Langkah selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik
untuk dijadikan tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah
karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan
tolok ukurnya.
1.
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa
topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.
2.
Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan
membuat Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk
menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
3.
Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira
tidak membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang
tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda
menulis sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan
rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini
akan menarik orang untuk membacanya.
4.
Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada
sama sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat
merepotkan Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik
seperti itu.
5.
Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan
Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda
tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.
Topik yang
dipilih sebaiknya:
a.
Tidak
terlalu baru.
Topik yang terlalu baru memang
menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam
memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang.
Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar
atau majalah populer.
b.
Tidak
terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis
kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat
sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas
teori-teori yang ada.
c.
Tidak
terlalu kontroversial.
Suatu tulisan yang mempunyai
topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum.
Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
5.
Cara Membuat Topik
Sebelum
mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar
mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur,
hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh
salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh
berikut ini adalah cara untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari
topik sebelumnya.
a.
Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia; Jakarta lebih
terbatas dari pada Pulau Jawa.Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka”
dapat dipersempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.
b.
Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi
“Seni Patung pada Zaman Kerajaan Hindu”.
c.
Menurut hubungan sebab akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” dapat
dipersempit menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan
Muda-Mudi”
d.
Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan, agama, kesenian, ... dan sebagainya.
Karangan
tentnag “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi
“Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
e.
Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif: “Pengaruh Siaran televisi terhadap
Kaum Tanidi Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi
Boyolali.
f.
Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang
dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau,
misalnya: “Kesusastraan Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Gaya
Bahasanya (objek formal). Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan
Kader-kader Baru; Keluarga Berencana ditinjau dari Segi Agama.
6.
Tujuan Penulisan
Setelah
menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Maksudnya,
apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan terntentu.
Pada
dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan
khusus (Rakhmat 1999:24). Tujuan umum bersifat informatif. Adapun tujuan khusus
adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut.
Topik
:
Pentingnya
Menjaga Perdamaian
Judul
:
Damai
itu Indah
Tujuan
umum :
Argumentasi
Tujuan
khusus :
a.
Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan
dalam kehidupan kita.
b.
Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih
indah.
c.
Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian.
B.Tema
1.Pengertian
Menurut arti katanya, tema berarti “Sesuatu yang telah
diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata
Yunani “tithenai” yang berarti
“menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: “Suatu
perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang
akan dicapai melalui topik”
Tema
ialah topik yang sudah dibatasi, diarahkan, khusus/spesifik, dan sudah
mengandung tujuan. Jika tema sudah diungkapkan secara padat, menarik,
mencerminkan seluruh isi tulisan, dan lugas, maka tema tersebut dapat
langsung dijadikan judul karangan ilmiah.
Tema mempunyai dua pengertian yaitu:
1.
Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis
melalui tulisannya.
2.
Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan
landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah tulisan dikatakan baik
apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral,
rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan
yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus
menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian
tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya:
1.
Pokok permasalahan;
2.
sudut pandang;
3.
cara pendekatan; atau
4.
gaya bahasa dan tulisannya.
Contoh:
Topik:
Produksi Batu Bara
Tema:
Usaha peningkatan produksi batu bara di Umbilin dengan menggunakan
alat-alat yang modern dan sistem kerja yang efisien
Judul:
Upaya Peningkatan Produksi Batu Bara di Umbilin dengan Modernisasi
dan Efisiensi.
(Sesudah
menentukan topik dan tema, sebaiknya kita merumuskan tujuan penulisan).
C. Judul
1.Pengertian
Judul
Apabila topik dan tema sudah
ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul
yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada
kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang dianggap
sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena bagi
beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk
dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya
tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan
masalah yang ingin ditelitinya.Menurut
Fisher, “masalah” diartikan sebagai:
1.
suatu
kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau
2.
suatu
perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada atau terjadi
3.
suatu
ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang seharusnya” dan
“apa yang akan terjadi”.
Jadi Judul adalah nama (title) yang melukiskan dengan
singkat apa yang menjadi inti karangan itu. Judul hendaklah menarik, tetapi
tidak pula terlalu provokatif, ringkas, tetapi cukup menggambarkan keseluruhan
isi karangan.
2.Faktor-faktor merumuskan judul
Apabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian
merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif,
karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut:
1.
Judul hendaknya relevan dengan tema dan
bagian-bagian dari tulisan tersebut.
2.
Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk
membaca tulisan ini (bersifat provokatif)
3.
Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu
panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul
tambahan (sub judul)
4.
Judul harus memiliki independent variable
(variable bebas) dan dependent variable (variable terikat)
Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka
sebaiknya judul tersebut:
1.
menggambarkan
secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan
suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti.
2.
judul
penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas.
3.
perlu
diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian bahasa yang
didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula.
4.
tidak
perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-ungkapan yang
mengandung kiasan-kiasan.
3.Kriteria pemilihan judul
a.
judul harus sesuai dengan topiknya
b.
judul harus mampu menggambarkan seluruh isi karangan
c.
judul sebaiknya memiliki minimal dua variabel yang saling
menunjang, mengarahkan, dan
berkaitan
d.
judul harus menarik, singkat, dan padat
e.
judul harus jelas tidak boleh bermakna ganda
f.
judul diungkapkan dalam bentuk frasa bukan kalimat
Referensi: