1.1 Pengertian Alinea
Alinea
adalah kalimat atau himpunan
kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu, gagasan/ide menjadi jelas oleh uraian-urain tambahan (bukan ide baru) yang bertmaksud untuk
memperjelas gagasan dalam alinea tersebut.
Dengan demikian, alinea bisa tersusun dari satu kalimat atau beberapa
kalimat, sepanjang kalimat-kalimat yang dirangkai tersebut masih berfungsi
sebagai penjelas bukan mengemukakan gagasan baru.
Melalui
alinea-alinea, pembaca mendapat efek lain, yaitu bisa membedakan di mana suatu
tema/gagasan/ide mulai dan berakhir.
Sebab itu, pembentukan alinea sekurang-kurangnya mempunyai dua tujuan:
1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan
menceraikan suatu tema dengan tema lainnya. Oleh sebab itu, tiap alinea hanya boleh mengandung satu tema/gagasan/ide . Bila ada dua atau lebih tema, maka harus dipecah ke dalam
alinea-alinea tersendiri sebanyak tema
tersebut.
2. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara
wajar dan formal, untuk memungkinkan pembaca berhenti lebih lama daripada
perhentian di akhir kalimat.
Dengan perhentian yang lebih lama
ini, konsentrasi terhadap tema alinea
yang dibaca akan lebih mendalam.
Sebab
itu, selalu harus diperhatikan susunan dan kesatuan suatu pokok
pikiran/ide/gagasan pada saat membentuk sebuah alinea. Kalimat-kalimat dalam
alinea harus bertalian satu sama lain
secara baik, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan.
2.2. Jenis alinea
Berdaskan
sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:
a. Alinea pembuka.
b. Alinea penghubung/pengurai
c. Alinea penutup
1.3. Syarat-syarat pembentukan alinea
1.Kesatuan:
jika mengandung hanya satu gagasan utama; informasi lain merujuk gagasan utama
(mengembangkan, memperjelas, menganalisis)
2.Kepaduan:
hubungan antara satu kalimat dan lainnya, tercermin pada urutan pikiran yang
teratur, tidak meloncat-loncat, logis, dan gramatikal.
Kepaduan
dapat dibangun melalui: 1) penggunaan kata kunci dan sinonim; 2) penggunaan
rincian peristiwa (kronologis, sebab-akibat); 3) penggunaan kata transisi; 4)
penggunaan paralelisme (repetisi); 5) penggunaan pronomina (kata ganti).
Kepaduan
dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :
1.Unsur
kebahasan :
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi
2.
Perincian dan urutan isi paragraf :
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view
3. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap,
jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan
kalimat topik/ kalimat utama.
Unsur-
Unsur Kebahasan
Repetisi
: pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik
pembahasan.
Kata
ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek pembicaraan.
Macam-macam
kata ganti :
a.
kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku
b.
kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,
c.
kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya.
Kata
transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi.
Macam-macam
kata transisi :
a.
berhubungan dengan pertambahan;
b.
berhubungan dengan perbandingan;
c.
berhubungan dengan pertentangan;
d.
berhubungan dengan tempat;
e.
berhubungan dengan tujuan;
f. berhubungan dengan waktu;
g.
berhubungan dengan singkatan.
3.Konsistensi
Sudut Pandang: konsistensi sudut pandang diperlukan bagi seorang penulis karya
tulis ilmiah, untuk dapat menentukan gaya penulisan yang tepat.
Sudut
Pandang; aku (diri sendiri), dia (orang lain), penulis (untuk karya ilmiah).
4.Ketuntasan:
paragraf telah mencakup semua hal yang diperlukan dalam mendukung gagasan
utama, sehingga pembaca tidak bertanya-tanya maksud si penulis.
1.4 Unsur Paragraf
1. Topik atau tema atau gagasan utama atau
gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam
pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf
atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak
keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan
dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat
yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal
paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan
penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
- Deduktif : kalimat utama diletakan di awal
alinea
- Induktif : kalimat utama diletakan di
akhir anilea
- Variatif : kalimat utama diletakan di
awal dan diulang pada akhir alinea
- Deskriptif/naratif : kalimat utama
tersebar di dalam seluruh alinea.
3. Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang
berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu
kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
- Provokatif (menarik)
- Berbentuk frase
- Relevan (sesuai dengan isi)
- Logis
- Spesifik
1.5 Ciri Ciri Paragraf
- Kalimat pertama menjorok ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa (makalah, skripsi, tesis, dan desertasi). Karangan berbentuk lurus ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
- Paragraf menggunakan pikiran (gagasan) utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
- Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
- Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat itu berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.
1.6 Fungsi Paragraf
- · Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
- · Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti gagasan.
- · Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.
- · Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
- · Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
1.7 Macam Macam Paragraf
1.Menurut
fungsinya
a. Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada
masalah yang akan diuraikan
b. Paragraf penghubung
2) Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan
penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3) Paragraf penutup
Paragraf
penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan.
c.
paragraf penutup
2.
Menurut posisi kalimat topik :
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian awal paragraf, misalnya:
A. Dalam dunia musik Betawi, terdapat pembauran yang harmonis antara unsure kesenain pribumidengan unsur kesenian Cina. Pembauran itu tampak pada alat-alat musik gambang kromong yang masih bisa dinikmati hingga sekarang. Sebagaian alat musik gambang kromong, seperti kemor, kecrek, gendang, kempul dan gong adalah unsur pribumi, sedangkan sebagian lagi, yakni kengahyan, tehyan, dan skong merupakan alat musik gesek Cina. Begitu pula dengan lagu-lagu yang biasa dibawakan oleh orkes tersebut, telah terjadi pengadaptasian dan pengadopsian lagu-lagu Cina. Lagu yang disebut pobin, seperti “Pabon Moni Konjilok”, “Bankinhwa”,”Posilitan”, “Caicusiu”, dan sebagainya, yang biasanya disajikan secara instrumental merupakan lagu-lagu yang diadopsi dari lagu Cina.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir paragraf, misalnya:
A. Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa itu tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa itu selalu gagal.
c. Paragraf Deduktif – Induktif
Paragraf jenis ini kalimat utamanya terletak di bagian awal dan diulang lagi di bgaian akhir paragraf, dan seringkali pengulangan kalimat itu menggunakan redaksi yang berbeda, misalnya:
A. Sungguh indah pemandangan alam di lereng gunung Ijen di pagi hari. Pepohonan yang menghijau bagaikan karpet sutera yang membentang menyelimuti tubuh bumi. Awan dan kabut yang tipis keputihan bergerak perlahan melintasi dinding-dinding tebing yang curam. Cahaya matahari yang baru saja memancar dari balik gunung membuat warna pepohonan nampak semakin cerah. Begitulah indahnya pemandangan gunung Ijen ketika pagi hari.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian awal paragraf, misalnya:
A. Dalam dunia musik Betawi, terdapat pembauran yang harmonis antara unsure kesenain pribumidengan unsur kesenian Cina. Pembauran itu tampak pada alat-alat musik gambang kromong yang masih bisa dinikmati hingga sekarang. Sebagaian alat musik gambang kromong, seperti kemor, kecrek, gendang, kempul dan gong adalah unsur pribumi, sedangkan sebagian lagi, yakni kengahyan, tehyan, dan skong merupakan alat musik gesek Cina. Begitu pula dengan lagu-lagu yang biasa dibawakan oleh orkes tersebut, telah terjadi pengadaptasian dan pengadopsian lagu-lagu Cina. Lagu yang disebut pobin, seperti “Pabon Moni Konjilok”, “Bankinhwa”,”Posilitan”, “Caicusiu”, dan sebagainya, yang biasanya disajikan secara instrumental merupakan lagu-lagu yang diadopsi dari lagu Cina.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir paragraf, misalnya:
A. Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa itu tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa itu selalu gagal.
c. Paragraf Deduktif – Induktif
Paragraf jenis ini kalimat utamanya terletak di bagian awal dan diulang lagi di bgaian akhir paragraf, dan seringkali pengulangan kalimat itu menggunakan redaksi yang berbeda, misalnya:
A. Sungguh indah pemandangan alam di lereng gunung Ijen di pagi hari. Pepohonan yang menghijau bagaikan karpet sutera yang membentang menyelimuti tubuh bumi. Awan dan kabut yang tipis keputihan bergerak perlahan melintasi dinding-dinding tebing yang curam. Cahaya matahari yang baru saja memancar dari balik gunung membuat warna pepohonan nampak semakin cerah. Begitulah indahnya pemandangan gunung Ijen ketika pagi hari.
3.
Berdasarkan sifat isinya :
a. Paragraf Argumentasi
Paragraf
yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti
dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide,
gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri
paragraf argumentasi :
-
Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
-
Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapat beruapa gambar/grafik, dll.
-
Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
-
Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis
paragraf argumentasi:
Pola
Analogi : penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya.
Contoh
:
Sifat
manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati
dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin
merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Pola
Generalisasi (pola umum) : penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan
secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh
:
Setelah
karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan
mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak
seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup
pandaimengarang.
Pola
Hubungan Sebab Akibat : paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus
yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh
:
Kemarau
tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah
lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani
dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen
di desa ini selalu gagal.
b. Paragraf Narasi
Jenis
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan
waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh,
setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh
:
Kemudian
mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut
dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya
beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan
memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut
kedatangan nyonya Marta.
Paragraf
Narasi dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
Narasi
Ekspositoris yaitu jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara
tepat.
Contoh
:
Siang
itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan
sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan
garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk
ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati,
gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars
Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
Narasi
Sugestif yaitu jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan,
khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada
roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan
daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan
terhadap peristiwa.
Contoh
:
Patih
Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke
tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang
itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi
ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan
tetapi, semuanya gagal.
c. Paragraf Persuasi
Bentuk
karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Contoh
:
Masyarakat
Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya
tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut
dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai
simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya
membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak
semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben
biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben
telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat
unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara
Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
Ciri-ciri
paragraf persuasi :
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa
pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para
pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan
atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik
agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
d. Paragraf Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan
melibatkan pengetahuan.
Contoh
:
Sejak
zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta
manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur
rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii
ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi
daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai
daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat,
belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang
menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan
penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah
buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert:
kerupuk dan jelly lidah buaya.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan
langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat imformatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang
tidak bisa dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab
pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Paragraf
eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
-
Eksposisi Definisi yaitu batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada
karakteristik topik itu sendiri.
Contoh
:
Ceplukan
adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang
tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan.
Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah
memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan
berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata
juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti
influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski
memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan
karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan
tumbuhan liar yang lain.
-
Eksposisi Klasifikasi yaitu paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya
ke dalam kategori-kategori.
Contoh
:
Sistem
penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan
wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang.
Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan
pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
-
Eksposisi Proses yaitu paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku
petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh
:
Lemon
dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua
buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk
memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara
menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan
air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15
menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan
secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.
- Eksposisi Ilustrasi yaitu pengembangannya
menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau
kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan
"bagaikan."
Contoh
:
Sebenarnya,
kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari
berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini
menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti
daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.
-
Eksposisi Pertentangan yaitu berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu
yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi",
"meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh
:
Orang
yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam.
Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke
mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan
sempit di desa-desa.
- Eksposisi Berita yaitu paragraf yang berisi
pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat
kabar.
Contoh
:
Para
pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan
pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur
kini melejit sehingga harganya meningkat.
- Eksposisi Perbandingan yaitu dalam hal ini
penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara
membandingkannya dengan hal lain.
Contoh
:
Tinju
bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah
penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak,
penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan
kaki.
- Eksposisi Analisis yaitu proses
memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa
subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh
:
Beragam
teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada
yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan,
Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi
kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …
e. Paragraf Deskripsi.
Paragraf
yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra
pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun
merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh
:
Masih
melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak
yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun
yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih
lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin
kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang
luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus
menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena
percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan
teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati
keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat
beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain
dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak
seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun
internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri
paragraf deskriptif :
- Menggambarkan atau melukiskan suatu benda,
tempat, atau suasana tertentu.
-
Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengecapan, dan perabaan).
-
Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang
dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna,
ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Pola
pengembangan dalam paragraf deskriptif :
1. Pola Spasial
2. Pola Sudut Pandang : pola pengembangan yang
berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut
pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
- Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan
objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
- Pola Objektif ialah pola pengembangan
paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa
disertai opini penulis.
1.8 Pengembangan Paragraf
Pengembangan
paragraf mencakup dua hal:
a.Kemampuan
memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan
bawahan;
b.Kemampuan
mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Macam-macam
Metode Pengembangan Paragraf
1. Klimaks dan Anti Klimaks
2. Sudut Pandangan / Point of View
3. Proses
4. Perbandingan dan Pertentangan
5. Analogi
6. Contoh
7. Kausal
8. Umum-Khusus / Khusus-Umum
9. Klasifikasi
10. Definisi Luas
1.9 Pikiran Utama dan Kalimat Topik
1.
Paragraf Tanpa Kalimat Topik
Paragraf
itu tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki
kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama
kedudukannya.
2.
Kalimat Topik Dalam Paragraf
a.
Kalimat Topik Pada Awal Paragraf: kalimat ini umumnya berisi pikiran utama yang
bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus
(kalimat penjelas). Isi kalimat itu berupa penjelasan, uraian, analisis,
contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik. Paragraf tersebut
menggunakan penalaran deduktif.
b.
Kalimat Topik di Akhir Paragraf: paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali
dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf menyajikan kasus khusus, contoh,
penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan
kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran induktif.
c.
Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf: kalimat topik pada awal paragraf
menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif,
sementara pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifaf deduktif-induktif.
d.
Kalimat Topik di Tengah Paragraf: paragraf dengan kalimat topik di tengah
paragraf berarti diawali dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan
kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran iduktif-deduktif.
2. Struktur Paragraf
Struktur
sebuah paragraf lazimnya terbagi atas:
1)
paragraf pembuka; 2) paragraf tubuh; 3) paragraf penutup.
Paragraf
Pembuka, adalah paragraf yang diletakkan di awal tulisan, ditujukan sebagai
pengantar gagasan utama si penulis.
a.
Model 5W 1H; yakni memilih salah satu unsur dalam 5W 1H (what, who, where,
when, why, dan how).
b.
Model Kisahan; menciptakan suasana yang membuat pembaca seolah terlibat di
dalamnya peristiwa.
c.
Model Pertanyaan; menyodorkan pertanyaan yang kreatif, menggelitik, dan
merangsang rasa ingin tahu pembaca.
d.
Model Kutipan Langsung; mengutip secara ringkas pendapat seseorang, baik itu
objek tulisan maupun narasumber.
e.
Model Deskriptif; menghadirkan gambaran suatu peristiwa dalam pikiran pembaca,
seolah pembaca mengalami peristiwa tersebut.
f.
Model Ucapan Kondang; mengutip ungkapan yang sudah dikenal secara umum.
g.
Model Menuding; mengupayakan ada komunikasi langsung bernada akrab dengan
pembaca.
Paragraf
Tubuh, adalah paragraf yang menguraikan gagasan utama yang terdapat dalam di
dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf-paragraf berikutnya.
a.
Model Spiral; merinci gagasan utama yang terdapat dalam paragraf pembuka ke
dalam paragraf2 berikutnya, hingga mencapai suatu gambaran persoalan yang
bulat, padu, dan komprehensif.
b.
Model Rekatan; dilakukan dengan cara menghubung2-kan antarparagraf secara
kohesif melalui partikel penghubung atau partikel penegas; seperti “sehubungan
hal di atas”, “berpijak dari hal di atas”, “akan tetapi”, “oleh karena itu”,
“selanjutnya”, atau “kendati demikian”. Tujuan penggunaan paragraf model ini
untuk memecah gagasan utama (pokok pikiran) yang semula ‘bertunpuk’ di dalam
satu paragraf.
c.
Model Block; model ini dengan cara menyebarkan (bagi2) gagasan utama menjadi
beberapa pokok pikiran dan menyebarkannya ke dalam paragraf2 yang terpisah.
Namun, pokok pikiran yang diuraikan dalam paragraf yang terpisah-pisah ini
harus merujuk ke paragraf pembuka.
d.
Model Tematik; model ini digunakan untuk menggaris-bawahi atau menegaskan
gagasan utama pada paragraf pembuka. Pokok pikiran yang terdapat dalam
tiap-tiap paragraf menjelaskan gagasan utama yang telah dkemukakan pada
paragraf pembuka.
e. Model Kronologis; model ini
digunakan jika kita hendak merinci dan mengembangkan paragraf tubuh berdasarkan
hukum sebab-akibat (kausalitas). Rincian dan pengembangan yang kausalitas ini,
tentu berpangkal dari gagasan utama dalam paragram pembuka.
Kronologis dalam kaitan dengan karya
tulis ilmiah dianggap efektif untuk mendeskripsikan sebab-akibat (proses)
terjadinya suatu persistiwa yang diteliti si penulis.
Paragraf
Penutup, adalah paragraf yang terletak pada paragraf akhir bagian simpulan.
Fungsi utamanya menyimpulkan tulisan kita, namun upayakan membangun paragraf
penutup sedemikia rupa agar mengesankan pembaca.
a.
Model Simpulan; model ini dilakukan dengan cara merumuskan antiklimaks dari
keseluruhan persoalan yang telah diteliti dan dibahas oleh penulisnya dalam
paragraf tubuh. Cocok untuk paragraf tubuh model kronologis.
b.
Model Menggantung; model ini efektif digunakan jika kita sengaja hendak membuat
pertanyaan atau pernyataan yang tidak selesai, menyentak, atau menyengat.
Kesengajaan ini berkaitan dengan upaya kita membuat pembaca ikut berpikir atau
terlibat di dalam persoalan yang kita teliti.
c.
Model Ringkasan; model ini dilakukan jika kita hendak meringkas intisari
persoalan atau temuan penelitian, dengan catatan ringkasan tersebut harus
memfokus pada gagasan utama pada paragraf pembuka.
Referensi:
http://dwijayanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34784/Bahasa+Indonesia+1.docx
http://segerss.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Pertemuan-7.ppt
http://segerss.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Pertemuan-7.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar