Senin, 09 November 2015

Alinea / Paragraf


1.1 Pengertian Alinea
Alinea adalah kalimat atau himpunan  kalimat  yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.   Dalam alinea itu, gagasan/ide  menjadi jelas oleh uraian-urain tambahan  (bukan ide baru) yang bertmaksud untuk memperjelas gagasan dalam alinea tersebut.  Dengan demikian, alinea bisa tersusun dari satu kalimat atau beberapa kalimat, sepanjang kalimat-kalimat yang dirangkai tersebut masih berfungsi sebagai penjelas bukan mengemukakan gagasan baru.

Melalui alinea-alinea, pembaca mendapat efek lain, yaitu bisa membedakan di mana suatu tema/gagasan/ide   mulai dan  berakhir.  Sebab itu, pembentukan alinea sekurang-kurangnya mempunyai dua tujuan:
1.  Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan tema lainnya. Oleh sebab itu, tiap alinea  hanya boleh mengandung satu  tema/gagasan/ide  . Bila ada dua  atau lebih tema, maka harus dipecah ke dalam alinea-alinea  tersendiri sebanyak tema tersebut.
2.  Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan pembaca berhenti lebih lama  daripada  perhentian di akhir kalimat.  Dengan  perhentian yang lebih lama ini,  konsentrasi terhadap tema alinea yang dibaca akan  lebih mendalam.
Sebab itu, selalu harus diperhatikan susunan dan kesatuan suatu pokok pikiran/ide/gagasan pada saat membentuk sebuah alinea. Kalimat-kalimat dalam alinea harus bertalian  satu sama lain secara baik, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan. 

2.2. Jenis alinea
Berdaskan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:
a.  Alinea pembuka. 
b.  Alinea penghubung/pengurai
c.  Alinea penutup

1.3.  Syarat-syarat pembentukan alinea
1.Kesatuan: jika mengandung hanya satu gagasan utama; informasi lain merujuk gagasan utama (mengembangkan, memperjelas, menganalisis)

2.Kepaduan: hubungan antara satu kalimat dan lainnya, tercermin pada urutan pikiran yang teratur, tidak meloncat-loncat, logis, dan gramatikal.
Kepaduan dapat dibangun melalui: 1) penggunaan kata kunci dan sinonim; 2) penggunaan rincian peristiwa (kronologis, sebab-akibat); 3) penggunaan kata transisi; 4) penggunaan paralelisme (repetisi); 5) penggunaan pronomina (kata ganti).
Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :
1.Unsur kebahasan :
            a. repetisi
            b. kata ganti
            c. kata transisi
2. Perincian dan urutan isi paragraf :
            a. urutan waktu
            b. urutan logis
            c. urutan ruang
            d. urutan proses
            e. sudut pandangan/ point of view
3.  Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/ kalimat utama.

Unsur- Unsur Kebahasan
Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan.
Kata ganti : kata yang dipakai untuk menggantikan subyek pembicaraan.
Macam-macam kata ganti :
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau,mereka, nya.
Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi.

Macam-macam kata transisi :
a. berhubungan dengan pertambahan;
b. berhubungan dengan perbandingan;
c. berhubungan dengan pertentangan;
d. berhubungan dengan tempat;
e. berhubungan dengan tujuan;
f.  berhubungan dengan waktu;
g. berhubungan dengan singkatan.
3.Konsistensi Sudut Pandang: konsistensi sudut pandang diperlukan bagi seorang penulis karya tulis ilmiah, untuk dapat menentukan gaya penulisan yang tepat.
Sudut Pandang; aku (diri sendiri), dia (orang lain), penulis (untuk karya ilmiah).

4.Ketuntasan: paragraf telah mencakup semua hal yang diperlukan dalam mendukung gagasan utama, sehingga pembaca tidak bertanya-tanya maksud si penulis.

1.4 Unsur Paragraf
1.  Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.  Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
-          Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
-          Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
-          Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-          Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.
3.   Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.  Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-          Provokatif (menarik)
-          Berbentuk frase
-          Relevan (sesuai dengan isi)
-          Logis
-          Spesifik

1.5 Ciri Ciri Paragraf
  •      Kalimat pertama menjorok ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa (makalah, skripsi, tesis, dan desertasi). Karangan berbentuk lurus ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
  •   Paragraf menggunakan pikiran (gagasan) utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
  •    Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. 
  •   Paragraf menggunakan pikiran penjelas  yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat itu berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.


1.6 Fungsi Paragraf
  • ·         Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
  • ·         Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti gagasan.
  • ·         Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.
  • ·         Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
  • ·         Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

1.7 Macam Macam Paragraf

1.Menurut fungsinya
a. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan

b. Paragraf penghubung
2)    Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.

3)    Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
c. paragraf penutup

2. Menurut posisi kalimat topik :

a. Paragraf Deduktif 
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian awal paragraf, misalnya:
 A.       Dalam dunia musik Betawi, terdapat pembauran yang harmonis antara unsure kesenain pribumidengan unsur kesenian Cina. Pembauran itu tampak pada alat-alat musik gambang kromong yang masih bisa dinikmati hingga sekarang. Sebagaian alat musik gambang kromong, seperti kemor, kecrek, gendang, kempul dan gong adalah unsur pribumi, sedangkan sebagian lagi, yakni kengahyan, tehyan, dan skong merupakan alat musik gesek Cina. Begitu pula dengan lagu-lagu yang biasa dibawakan oleh orkes tersebut, telah terjadi pengadaptasian dan pengadopsian lagu-lagu Cina. Lagu yang disebut pobin, seperti “Pabon Moni Konjilok”, “Bankinhwa”,”Posilitan”, “Caicusiu”, dan sebagainya, yang biasanya disajikan secara instrumental merupakan lagu-lagu yang diadopsi dari lagu Cina.

b. Paragraf Induktif 
  Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir paragraf, misalnya:
  A.      Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon  di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa itu tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa  itu selalu gagal.

c. Paragraf Deduktif – Induktif 
 Paragraf jenis ini kalimat utamanya terletak di bagian awal dan diulang lagi di bgaian akhir paragraf, dan seringkali pengulangan kalimat itu menggunakan redaksi yang berbeda, misalnya:
  A.      Sungguh indah pemandangan alam di lereng gunung Ijen di pagi hari. Pepohonan yang menghijau bagaikan karpet sutera yang membentang menyelimuti tubuh bumi. Awan dan kabut yang tipis keputihan bergerak perlahan melintasi dinding-dinding tebing yang curam. Cahaya matahari yang baru saja memancar dari balik gunung membuat warna pepohonan nampak semakin cerah. Begitulah indahnya pemandangan gunung Ijen ketika pagi hari.

3. Berdasarkan sifat isinya :
a. Paragraf Argumentasi
Paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi :
            -    Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
            -    Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapat beruapa gambar/grafik, dll.
            -    Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
            -    Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
Pola Analogi : penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Pola Generalisasi (pola umum) : penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
Pola Hubungan Sebab Akibat : paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

b. Paragraf Narasi
Jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf Narasi dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
Narasi Ekspositoris yaitu jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh :
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
Narasi Sugestif yaitu jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh :
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.

c. Paragraf Persuasi
Bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Contoh :
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.

Ciri-ciri paragraf persuasi :
-    Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
-    Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
-  Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
-  Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
-    Persuasi memerlukan fakta dan data.

d. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Contoh :
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:
-  Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
-   Gaya penulisannya bersifat imformatif.
-   Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
-   Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.

Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
- Eksposisi Definisi yaitu batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh :
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
- Eksposisi Klasifikasi yaitu paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh :
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
- Eksposisi Proses yaitu paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh : 
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.
-  Eksposisi Ilustrasi yaitu pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh : 
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
- Eksposisi Pertentangan yaitu berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
-  Eksposisi Berita yaitu paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
Contoh :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
-  Eksposisi Perbandingan yaitu dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh :
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
-  Eksposisi Analisis yaitu proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …

e. Paragraf Deskripsi.
Paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh :
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.

Ciri-ciri paragraf deskriptif :
-    Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
-  Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.

Pola pengembangan dalam paragraf deskriptif :
1.     Pola Spasial
2.  Pola Sudut Pandang : pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
-  Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
-  Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.

1.8 Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
a.Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
b.Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Macam-macam Metode Pengembangan Paragraf
1.         Klimaks dan Anti Klimaks
2.         Sudut Pandangan / Point of View
3.         Proses
4.         Perbandingan dan Pertentangan
5.         Analogi
6.         Contoh
7.         Kausal
8.         Umum-Khusus / Khusus-Umum
9.         Klasifikasi
10.       Definisi Luas

1.9 Pikiran Utama dan Kalimat Topik
1. Paragraf Tanpa Kalimat Topik
Paragraf itu tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama kedudukannya.
2. Kalimat Topik Dalam Paragraf
a. Kalimat Topik Pada Awal Paragraf: kalimat ini umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus (kalimat penjelas). Isi kalimat itu berupa penjelasan, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran deduktif.
b. Kalimat Topik di Akhir Paragraf: paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran induktif.
c. Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf: kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif, sementara pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifaf deduktif-induktif.

d. Kalimat Topik di Tengah Paragraf: paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf berarti diawali dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran iduktif-deduktif.


2. Struktur Paragraf
Struktur sebuah paragraf lazimnya terbagi atas:
1) paragraf pembuka; 2) paragraf tubuh; 3) paragraf penutup.
Paragraf Pembuka, adalah paragraf yang diletakkan di awal tulisan, ditujukan sebagai pengantar gagasan utama si penulis.
a. Model 5W 1H; yakni memilih salah satu unsur dalam 5W 1H (what, who, where, when, why, dan how).
b. Model Kisahan; menciptakan suasana yang membuat pembaca seolah terlibat di dalamnya peristiwa.
c. Model Pertanyaan; menyodorkan pertanyaan yang kreatif, menggelitik, dan merangsang rasa ingin tahu pembaca.
d. Model Kutipan Langsung; mengutip secara ringkas pendapat seseorang, baik itu objek tulisan maupun narasumber.
e. Model Deskriptif; menghadirkan gambaran suatu peristiwa dalam pikiran pembaca, seolah pembaca mengalami peristiwa tersebut.
f. Model Ucapan Kondang; mengutip ungkapan yang sudah dikenal secara umum.
g. Model Menuding; mengupayakan ada komunikasi langsung bernada akrab dengan pembaca.

Paragraf Tubuh, adalah paragraf yang menguraikan gagasan utama yang terdapat dalam di dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf-paragraf berikutnya.
 a. Model Spiral; merinci gagasan utama yang terdapat dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf2 berikutnya, hingga mencapai suatu gambaran persoalan yang bulat, padu, dan komprehensif.
b. Model Rekatan; dilakukan dengan cara menghubung2-kan antarparagraf secara kohesif melalui partikel penghubung atau partikel penegas; seperti “sehubungan hal di atas”, “berpijak dari hal di atas”, “akan tetapi”, “oleh karena itu”, “selanjutnya”, atau “kendati demikian”. Tujuan penggunaan paragraf model ini untuk memecah gagasan utama (pokok pikiran) yang semula ‘bertunpuk’ di dalam satu paragraf.
c. Model Block; model ini dengan cara menyebarkan (bagi2) gagasan utama menjadi beberapa pokok pikiran dan menyebarkannya ke dalam paragraf2 yang terpisah. Namun, pokok pikiran yang diuraikan dalam paragraf yang terpisah-pisah ini harus merujuk ke paragraf pembuka.
d. Model Tematik; model ini digunakan untuk menggaris-bawahi atau menegaskan gagasan utama pada paragraf pembuka. Pokok pikiran yang terdapat dalam tiap-tiap paragraf menjelaskan gagasan utama yang telah dkemukakan pada paragraf pembuka.
e. Model Kronologis; model ini digunakan jika kita hendak merinci dan mengembangkan paragraf tubuh berdasarkan hukum sebab-akibat (kausalitas). Rincian dan pengembangan yang kausalitas ini, tentu berpangkal dari gagasan utama dalam paragram pembuka.
Kronologis dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah dianggap efektif untuk mendeskripsikan sebab-akibat (proses) terjadinya suatu persistiwa yang diteliti si penulis.

Paragraf Penutup, adalah paragraf yang terletak pada paragraf akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya menyimpulkan tulisan kita, namun upayakan membangun paragraf penutup sedemikia rupa agar mengesankan pembaca.
a. Model Simpulan; model ini dilakukan dengan cara merumuskan antiklimaks dari keseluruhan persoalan yang telah diteliti dan dibahas oleh penulisnya dalam paragraf tubuh. Cocok untuk paragraf tubuh model kronologis.
b. Model Menggantung; model ini efektif digunakan jika kita sengaja hendak membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak selesai, menyentak, atau menyengat. Kesengajaan ini berkaitan dengan upaya kita membuat pembaca ikut berpikir atau terlibat di dalam persoalan yang kita teliti.
c. Model Ringkasan; model ini dilakukan jika kita hendak meringkas intisari persoalan atau temuan penelitian, dengan catatan ringkasan tersebut harus memfokus pada gagasan utama pada paragraf pembuka.

Referensi:
http://dwijayanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34784/Bahasa+Indonesia+1.docx
http://segerss.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Pertemuan-7.ppt



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar