Minggu, 22 November 2015

Topik , Tema dan Judul

A.Topik

1. Pengertian Topik

Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti “tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa?
Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum terurai berbeda dengan topik, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul. Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan, topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.

2. Sumber Topik

Tak jarang seorang openulis bingung saat menentukan hendak menulis apa, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.

1. Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2. Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa Hangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial danmasyarakat
d. Problem pribadi

8. Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa

9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan

10. Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus

3. Pembatasan Topik

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. cukup menarik untuk dibahas
3. dikenal dengan baik
4. bahannya mudah diperoleh
5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.

4. Kriteria Topik yang Baik

Tahap ini tentu saja sudah menentukan topik yang hendak dikembangkan menjadi suatu karangan. Langkah selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan tolok ukurnya.
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk membacanya.
4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.
Topik yang dipilih sebaiknya:
a.       Tidak terlalu baru.
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer.
b.      Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.
c.       Tidak terlalu kontroversial.
Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

5. Cara Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut ini adalah cara untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia; Jakarta lebih terbatas dari pada Pulau Jawa.Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.
b. Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Seni Patung pada Zaman Kerajaan Hindu”.
c. Menurut hubungan sebab akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” dapat dipersempit menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi”
d. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian, ... dan sebagainya.
Karangan tentnag “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi “Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif: “Pengaruh Siaran televisi terhadap Kaum Tanidi Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi Boyolali.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau, misalnya: “Kesusastraan Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal). Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-kader Baru; Keluarga Berencana ditinjau dari Segi Agama.

6. Tujuan Penulisan
Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan terntentu.
Pada dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus (Rakhmat 1999:24). Tujuan umum bersifat informatif. Adapun tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Topik :
Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul :
Damai itu Indah
Tujuan umum :
Argumentasi
Tujuan khusus :
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian.

B.Tema

1.Pengertian

Menurut arti katanya, tema berarti “Sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata Yunani “tithenai” yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: “Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik”
Tema ialah topik yang sudah dibatasi, diarahkan, khusus/spesifik, dan sudah mengandung tujuan. Jika tema sudah diungkapkan secara padat, menarik, mencerminkan seluruh isi tulisan, dan lugas, maka tema tersebut dapat langsung  dijadikan judul karangan ilmiah.
Tema mempunyai dua pengertian yaitu:
1.    Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2.    Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus menampilkan  keaslian tulisannya.  Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya:
1.    Pokok permasalahan;
2.    sudut pandang;
3.    cara pendekatan; atau
4.    gaya bahasa dan tulisannya.

Contoh:
Topik: Produksi Batu Bara
Tema: Usaha peningkatan produksi batu bara di Umbilin dengan menggunakan 
          alat-alat  yang modern dan sistem kerja yang efisien
Judul: Upaya Peningkatan Produksi Batu Bara di Umbilin dengan Modernisasi 
          dan Efisiensi.
(Sesudah menentukan topik dan tema, sebaiknya kita merumuskan tujuan penulisan).
C. Judul

1.Pengertian Judul

Apabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan masalah yang ingin ditelitinya.Menurut Fisher, “masalah” diartikan sebagai:
1.      suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau
2.      suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada atau terjadi
3.      suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang seharusnya” dan “apa yang akan terjadi”.

Jadi Judul adalah nama (title) yang melukiskan dengan singkat apa yang menjadi inti karangan itu. Judul hendaklah menarik, tetapi tidak pula terlalu provokatif, ringkas, tetapi cukup menggambarkan keseluruhan isi karangan.

2.Faktor-faktor merumuskan judul

Apabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut:
1.    Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut.
2.    Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini (bersifat provokatif)
3.    Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (sub judul)
4.    Judul harus memiliki independent variable (variable bebas) dan dependent variable (variable terikat)
Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul tersebut:
1.      menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti.
2.      judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas.
3.      perlu diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula.
4.      tidak perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-ungkapan yang mengandung kiasan-kiasan.

3.Kriteria pemilihan judul

a.  judul harus sesuai dengan topiknya
b.  judul harus mampu menggambarkan seluruh isi karangan
c.  judul sebaiknya memiliki minimal dua variabel yang saling
menunjang, mengarahkan, dan berkaitan
d.  judul harus menarik, singkat, dan padat
e.  judul harus jelas tidak boleh bermakna ganda
f.  judul diungkapkan dalam bentuk frasa bukan kalimat

Referensi:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar